Dek, Ambillah Makanan Secukupnya dan Habiskan Sampai Tak Bersisa

Makan, Salah satu aktifitas yang selalu kita kerjakan setiap hari. Walaupun cuma dengan sepiring nasi dan garam, itu juga sudah termasuk makan lho dek.

Pernah nggak, adek mengalaminya? Makan nasi, tapi lauknya garam. Atau paling top, lauknya pakai kerupuk. Ketika dimakan, ada sensasi “kraus kraus”nya, jadi berasa beda gitu rasanya.

Kalau belum pernah, cobalah sesekali dek, tapi jangan cuma sehari aja, sesekalinya itu kalau bisa sampek satu minggu atau satu bulan sekalian. Selain mencoba sensasinya, itung-itung irit dikit lah, biar uang lauk bisa dipakek buat beramal, hehehe.

Kalau sudah selesai masa mencoba, tentu adek akan tau, gimana sodara-sodara kita yang setiap harinya makan seperti itu.

Terus kenapa mas? Nggak nyambung sama judulnya.

Justru itu, pertama itu dibuat nggak nyambung dulu, ini baru mau disambung-sambungin, hehehe.

Nah, ketika sudah merasakan susahnya makan hanya dengan nasi dan garam, mungkin kamu akan berpikir dua kali untuk menyisakan makanan.

Makanan yang ada di prasmanan
asiknyaberbagipku.blogspot.co.id

Kamu tentu sering lihat kan dek? Ketika ada acara pernikahan, di mana hidangannya disajikan secara prasmanan, banyak yang berebut mengambil makanan sebanyak-banyaknya. Macam perlombaan bikin gunungan dari makanan aja kelihatannya.

Tapi, setelah duduk manis dan menyantap hidangan yang diambilnya, kamu masih bisa menemukan segenggam nasi, secuil paha ayam, semangkuk sup, lima buah kerupuk yang udah nggak kriuk lagi, dan kawan-kawannya yang bikin sedik kalau disebutkan semua.

Bahkan, mas mu ini pernah lho suatu hari, makan di rumah makan padang yang nasinya ambil sendiri. Terus, datanglah rombongan yang tentu juga mau makan di tempat itu. Bisa adek pikir dong tentunya, kalau nasi ambil sendiri, tentu ambilnya sesuai dengan kemampuan untuk menghabiskan. Diambilkan pun, sepertinya tidak ada larangan untuk bilang nasinya setengah saja.

Setelah selesai makan, mas mu ini masih istirahat dulu, maklum, habis dari perjalanan jauh, sambil nunggu makanannya turun juga. Dan, mas ini kaget lho dek, ketika lihat meja sebelah, tempat rombongan tadi makan. Nasinya seperti memanggil-manggil untuk dihabisi oleh gigi geraham. Bahkan, lauknya seakan menantang dengan penuh kebencian agar bisa melawan HCl yang ada di lambung.

Itu sih baru sedikit cerita aja dek, di luaran sana, masih banyak lagi yang mungkin lebih banyak sisa makanannya. Bahkan, dulu sempat ada berita, satu restoran bisa membuang sisa makanan sampai 1 ton. Bisa dibayangkan pasti dek, makanan itu pasti sudah bisa mengisi perut ratusan orang yang sedang keroncongan di luar sana.

1. Jangan Sisakan Makanannya, Nanti Nasinya Nangis Lho

Adek inget nggak? Dulu sewaktu kecil, ibu kita sering berkata, “Nak, makanannya dihabisin ya, kalau nggak habis nanti nangis lho nasinya!”.

Apa dek lupa? Kalau gitu mas ingetin lagi ya dek, kasian kalau makanan yang kamu ambil terus nggak dihabisin dek, nanti nangis makanannya lho.

Eh, tapi kamu sekarang udah bukan anak-anak lagi ya, mungkin mas ubah aja deh kata-katanya.

“Dek, makananya dihabisin ya, jangan sampai ada yang sisa, nanti kamu nangis lho nggak dapet-dapet jodoh.

2. Pak Tani dan Peternak Sudah Berjuang Menghasilkan Makanan yang Baik untuk Kita

Kamu tau nggak dek? Makanan yang ada di depan kita itu, prosesnya panjang, bermandikan keringat pak tani dan juga pak peternak. Walaupun beras atau lauk impor sekalipun, semuanya melalui proses yang panjang dek.

Belum lagi, setelah bahan makanan itu sampai ke dapur untuk diolah ibu kita. Kamu nggak sedih lihat ibu yang tiap hari bangun paling pagi, menyiapkan makanan untuk kita, tapi malah ada sisa ketika hidangan tidak dihabiskan.

Atau, ketika kamu sedang datang di acara yang hidangannya prasmanan. Bayangin deh perjalanan panjang apa yang kamu makan itu sampai akhirnya bisa ada di depan kamu. Masak masih mau kamu sia-siakan. Tentu kamu tau rasanya ditinggalkan sendirian kan? Apalagi kamu sudah lama menjomblo lho dek.

3. Masih Banyak Orang Kelaparan di Luar Sana

Kelaparan di Indonesia
google.com

Dek, kalau kamu perhatikan, banyak sekali saudara-saudara kita yang masih kekurangan makanan. Kalau kamu tidak menemukan di sekitar rumah, cobalah pergi ke pelosok-pelosok negeri. Sekali-kali jalan-jalan ke tempat terpencil yang di sana kekurangan makanan, tentu nggak ada salahnya, melatih rasa biar kita jadi peka.

Kalau kejauhan, coba deh kamu cari-cari di internet, ada banyak berita atau gambar yang bisa kamu temukan. Tentu melihatnya sungguh menyedihkan, bisa bikin hati ini rasanya teriris-iris dek. Teriris karena kita banyak makan, tapi masih banyak yang kelaparan.

4. Sedikit Demi Sedikit, Ambil Sedikit, Buat Icip-Icip

Makan itu bukan cuma soal mata lho dek, tiap lihat ada makanan banyak, langsung ambil tanpa mengukur kemampuan. Alhasil, banyak makanan yang sisa dan terpaksa dibuang.

Dulu mas mu ini pernah bikin kaos, tulisannya gini nih “Try to eat with your head, not with your eyes”. Kalau mas mu ini boleh mengartikan, arti gampangannya, makan itu dipikir dulu, jangan cuma karena lapar mata, ambil banyak, dan akhirnya tak termakan.

Nah, jadi, makan itu juga ada seninya dek, apalagi pas ada acara yang hidangannya prasmanan. Kalau mas, biasanya nggak ambil nasi dek, jadi, makan dulu hidangan non-nasi, seperti siomay, sate, pempek, dan makanan lainnya.

Kalaupun mau ambil menu utama, cukup dikit saja nasinya, lauk dan sayur pun dikit-dikit juga. Kalau memang suka, nanti nambah lagi dek, soalnya mas ini berprinsip, di nikahan orang, nggak banyak orang kenal. Lebih baik ambil makanan lagi dari pada ambil banyak, sisa kemudian.

Jadi to dek, ketika makan, alangkah indahnya kita ambil dulu secukupnya. Jangan kayak orang kesurupan, apa aja diambil tapi entah dimakan apa nggak. Setelah itu, habiskan makanan yang diambil, tapi ingat, yang bisa dimakan lho ya, kalau tulang ayam, atau lengkuas ada yang ngikut, ya nggak perlu dimakan.

Ayo, budayakan makan apa saja yang kamu ambil yang dek, jangan lupa, berdoa dan pakai tangan kanan, biar makan kita pun bisa jadi berkah. Selamat makan 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.