Makan Juga Bisa Berjamaah

Masih ingat artikel pertama yang judulnya Nyantri di Sintesa? Nah dalam artikel tersebut saya pernah menyebutkan salah satu kegiatan di Pesantren Sintesa adalah makan bersama dalam satu nampan.

Makan berjamaah itu dianjurkan oleh Rasulullah. Seperti dalam HR. Bukhari no. 5392 dan Muslim no. 2059, dari Abu Hurairah, “Makanan porsi dua orang sebenarnya cukup untuk tiga, makanan tiga cukup untuk empat.” atau dalam redaksi yang berbeda oleh Muslim “Makanan porsi satu orang sebenarnya cukup untuk dua, makanan dua sebenarnya cukup untuk empat, dan makanan empat sebenarnya cukup untuk delapan.”

Makan dengan berjamaah itu akan lebih berkah. Dalam hadits diatas disebutkan bahwa makanan dengan porsi dua orang itu sebenarnya cukup untuk tiga orang.

Dalam Fatul Bari (9:535) karya Ibnu Hajar, dijelaskan bahwa kecukupan itu datang karena keberkahan dari makan secara berjamaah.

Hikmah Makan Berjamaah

Dalam makan secara berjamaah itu kita dapat mengambil banyak hikmah

Mengerjakan Sunnah

Seperti hadits yang telah disebutkan tadi, makan secara berjamaah itu dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabat. Jadi mengerjakannya pun kita mengikuti sunnah Rasulullah.

Mempererat Persaudaraan

Saat kita makan dengan berjamaah, dalam satu tempat atau nampan, kita bisa lebih saling mengenal satu sama lain. Kita juga bisa mengamati kebiasaan kawan kita saat mereka sedang makan.

Kadang lucu juga ketika kita makan secara berjamaah, tentu saja tidak menggunakan sendok, melainkan langsung menggunakan tangan. Ada yang makannya dibulet-buletin dulu baru dimakan, ada pula yang tanpa dikunyah langsung ditelan. Pokoknya beda-beda karekter tiap orang tuh.

Menghormati yang Lain

Terkadang, ketika kita makan sendirian kita akan makan dengan lahapnya. Dengan makan berjamaah, dapat lebih perlahan saat makan, karena kita makan bersama-sama dalam satu nampan, sehingga akan terlihat tidak enak ketika kita makan sangat lahap, sementara yang lainnya makan dengan perlahan.

Makan sendirian nggak asik
Saat makan sendirian, makanan jadi terasa hambar

Ketika kita makan pun sebenarnya lebih enak bersama-sama dari pada sendirian. Coba dibayangin nih, kalo misalnya kita makan sendirian di rumah, gelap gulita, sepi, sunyi, senyap. Pasti nggak asik banget tuh, merana, galau, tak bersemangat, makan jadi nggak enak. Atau saat kita makan di rumah makan, tapi datangnya sendirian.

Padahal disana itu tempatnya ramai, semua bersama dengan teman atau keluarganya. Rasanya nggak enak juga pasti, yang lain makan sambil ngobrol atau bebincang-bincang (kayaknya sama aja deh ya ngobrol sama berbincang tuh). Sedangkan kita, hanya mengunyah makanan yang masuk kerongkongan saja susah, apa lagi setelah mau bayar makanan. Lihat tagihannya jadi tambah susah.

Restoran atau rumah makan
Salah satu sudut restoran yang sedang sepi

Coba Kalau makannya bareng-bareng, pasti jadi rame tuh, bisa saling berbincang. Saat makan kadang bisa lebih mengakrabkan anatara kita dengan teman atau keluarga kita. Yang awalnya canggung mau ngomong apa, begitu makan bersama, kadang kata-kata itu bisa keluar dengan mudahnya. Dan pastinya ada keberkahan yang lebih lagi saat makan berjamaah.

Kalau di Pesantren Sintesa, kami makan sehari tiga kali. Dan selalu berjamaah, bersama kita makan, bersama kita tampan, hahaha. Saat makan pun selalu ada hal yang lucu, apa lagi setelah makan telah usai. Kadang ada yang nambah lagi, dan terdengar suara,”nasi nasi!” setelah itu bersautan, “lauk lauk, sayur sayur!”. Memang asik ketika bersama-sama tidak sendirian saja.

Tapi ketika giliran mencuci nampan, pasti saling tunggu tuh, ada yang paginya sudah nyuci terus siangnya ganti orang. Ada pula yang dengan sukarela ataupun terpaksa nyuci nampan lagi, yaa, namanya hidup mah nikmatin aja.

Sekian dulu nih ya, semoga kita bisa membiasakan makan berjamaah ya. Baik di rumah maupun di mana saja ^^ .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.