Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Cara Budidaya Jamur Tiram – Salah satu jenis jamur yang saat ini banyak dibudidayakan adalah jamur tiram. Selain potensinya yang cukup menjanjikan, jamur tiram juga dapat hidup dengan baik di Indonesia yang memiliki iklim tropis.

Mungkin ada pertanyaan di dalam benak kamu, kenapa juga membudidayakan jamur? Padahal kan, jamur itu bisa tumbuh sendiri tanpa perlu kita budidaya.

Nah, pertama, budidaya jamur itu saat ini sangat menjanjikan lho, makin banyak kebutuhan pasar terhadap komoditas yang satu ini. Kedua, investasi yang kita butuhkan untuk membudidayakan jamur tiram itu cukup murah, bahkan kita bisa melakukannya secara bertahap.

Satu hal lagi, karena Indonesia merupakan negara yang ada di wilayah beriklim tropis, kita dapat memanen jamur tiram sepanjang tahun.

Jamur Tiram

Siapa sih yang saat ini tidak mengenal jamur tiram? 5 tahun ke belakang, jamur tiram sudah menjadi bahan pangan yang banyak dikenal masyarakat. Bahkan, ada banyak olahan yang menggunakan bahan dasar jamur berwarna putih ini, mulai dari jamur crispy, nuget jamur, sampai sate jamur tiram.

Tapi kamu tahu tidak? Kenapa jamur yang memiliki nama latin Pleurotus ostreatus ini diberi nama jamur tiram? Jamur ini disebut jamur tiram karena bentuknya yang mirip seperti cangkang tiram yang berwarna putih dan setengah lingkaran.

Jika di alam bebas, kita dapat menemukan jamur tiram putih pada batang tanaman yang sudah lapuk.

Bagian tubuh jamur ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi lho, sehingga saat ini mulai banyak dibudidayakan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika budidaya, mulai dari persiapan, sampai pasca panen.

Budidaya Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram
agrojamurlestarisambas.wordpress.com

Budidaya, entah itu tanaman atau jamur, tentu memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Begitu juga ketika kita membudidayakan jamur tiram. Ada kalanya mengalami kegagalan, entah itu karena teknik atau cara budidaya yang tidak benar.

Walaupun sebenarnya mudah, tapi kita juga harus memerhatikan faktor-faktor tertentu ketika hendak budidaya jamur. Kebersihan, lingkungan, dan konsisten saat perawatan harus selalu diperhatikan. Jika faktor-faktor tersebut kita abaikan, maka hasilnya akan kurang optimal, bahkan bisa berpotensi gagal.

Dalam budidaya jamur tiram, ada dua kegiatan utama, pertama adalah pembuatan media tanam dan menginokulasi bubut ke dalam media tanam, atau pembuatan baglog. Kedua, menumbuhkan miselium sampai menjadi badan buah.

Untuk pembudidaya yang masih baru atau pemula, biasanya akan mencoba budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Proses pembuatan baglog tidak dilakukan, karena kita bisa membelinya dari pihak lain. Setelah usahanya berkembang, barulah mencoba untuk membuat baglog sendiri.

Dari dua tahapan utama tersebut, yang paling sulit adalah membuat baglog yang akan digunakan sebagai media tanam untuk jamur tiram.

Nah, dari beberapa paparan di atas, sekarang saatnya kita mencari tahu tentang tahapan budidayanya.

1. Pembuatan Kumbung

Kumbunga merupakan rumah atau tempat untuk menempatkan, merawat, dan menumbuhkan jamur di dalam baglog. Kumbung merupakan sebuah bangunan yang berisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan yang digunakan harus dapat menjaga suhu dan kelembaban ruangan.

Kumbung biasanya terbuat dari bambu atau kayu, dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu) atau papan kayu, sedangkan atapnya bsa dari genteng atau sirap (atap yang terbuat dari lembaran-lembaran kayu). Untuk lantainya, sebaiknya tidak diplester, atau biarkan masih tanah, agar air yang digunakan untuk meyiram jamur bisa meresap.

Dalam kumbung juga dilengkapi dengan rak bertingkat, fungsinya untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa terbuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar rapi, agar mudah dalam menyusun baglog. Diatur juga jarak antara rak satu dengan yang lain, untuk melakukan perawatan baglog.

Jarak ketinggian antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, dan bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak yang dibuat 40 cm, dengan panjang rak 1 meter. Dengan ukuran tersebut, satu rak bisa memuat antara 70-80 baglog. Tapi, kamu juga bia membuat rak sesuai dengan keperluan, seperti berapa banyak baglog yang akan dirawat.

Setelah kumbung dan perlengkapan di dalamnya jadi, kita perlu mempersiapkan beberapa hal. Berikut ini langkah yang harus dilakukan.

  1. Membersihkan kumbung dan rak.
  2. Melakukan pengapuran dan penyemprotan fungisida pada bagian kumbung. Diamkan selama kurang lebih 2 hari sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
  3. Setelah 2 hari, masukkan baglog yang sudah siap ditumbuhkan, ciri-cirinya, seluruh baglog sudah mulai tertutupi oleh serabut putih.

2. Merawat Baglog

Seperti yang sudah di sebuatkan di awal, baglog merupakan media tanam untuk menumbuhkan jamur tiram. Bahan utama pembuatan baglog adalah serbuk gergaji. Kemudian, serbuk gergaji dibungkus menggunakan plastik dan dibentuk silinder. Jangan lupa, beri lubang pada salah satu ujung plastik. Lubang digunakan untuk tempat tumbuhnya atau keluarnya jamur tiram.

Petani jamur skala besar, biasanya akan membuat sendiri baglog karena kebutuhannya yang banyak. Tetapi, untuk petani yang masih memulai dan merintis, biasanya akan membeli baglog pada pihak lain.

Harga baglog di tempat produsen baglog beragam, untuk ukuran 1 kg, dijual dengan kisaran harga 2.000-3.000 rupiah. Tergantung daerah penjualannya juga sih.

Menyusun Baglog

Menyusun baglog ke atas rak juga ada caranya lho, kamu bisa meletakkannya secara vertikal, dengan lubang baglog mengarah ke atas. Atau, bisa juga disusun secara horizontal, dengan lubang baglog menghadap ke samping.

Hal yang Harus Diperhatikan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika budidaya jamur tiram. Kamu harus memerhatikan suhu dan juga kelembaban di dalam kumbung agar tetap terjaga sesuai standar.

Jika cuaca sedang panas, kering, atau berangin, maka suku dan kelembaban di dalam kumbung pasti akan ikut terpengaruh menjadi lebih panas karena air cepat menguap. Kalau hal tersebut terjadi, kamu bisa meningkatkan intensitas penyiraman.

Penyiraman dilakukan untuk mencegah jamur sulit tumbuh karena suhu yang terlalu tinggi dan kelembaban di dalam kumbung kurang.

Atur juga sirkulasi udara di dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan akhirnya mati. Pengaturan sirkulasi udara dapat kamu lakukan dengan menutup sebagian lubang sirkulasi atau ventiasi saat angin sedang kencang.

Jadi, kamu cukup menutup lubang untuk sirkulasi udara saat ada angin kencang, dan ketika angin sudah normal kembali, kamu dapat membuka lubang sirkulasi. Tapi, ada yang harus kamu tekankah, bahwa jangan sampai jamur tiram kekurangan udara segar.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Budidaya Jamur Tiram

Pemeliharaan baglog itu penting, tapi, pengendalian hama dan penyakit juga tidak kalah pentingnya lho. Sebisa mungkin kita mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin saja dapat menyerang jamur tiram.

Hama dan penyakit yang menyerang biasanya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat jamur tiram dibudidayakan. Sehingga, antara tempat budidaya yang satu dengan yang lainnya, tentu memiliki kemungkinan terkena masalah yang berbeda-beda.

Ulat

Salah satu hama yang bisa menyerang jamur tiram adalah ulat, dan hama ini yang paling sering dijumpai. Penyebab munculnya ulat ini ada beberapa faktor, mulai dari kelembaban, lingkungan yang tidak bersih, dan kotoran sisa pangkal atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen.

Pada tingkat kelembaban yang terlalu tinggi, hama ulat ini dapat muncul. Kamu mungkin akan lebih mudah menemui hama ulat ketika musim hujan tiba.

Untuk mencegahnya, kita perlu mengatur sirkulasi udara di dalam kumbung. Caranya cukup mudah, kamu hanya perlu membuka lubang sirkulasi udara dan menghentikan penyiraman untuk sementara waktu.

Kumbung yang tidak bersih juga menjadi salah satu penyebab munculnya hama ulat. Contohnya, di dekat kumbung ada kandang ternak. Nah, kamu perlu secara rutin membersihkan kumbung dan daerah di sekitarnya.

Saat memanen jamur, terkadang ada bagian bawah atau pangkal jamur yang tertinggal di dalam baglog, hal ini dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Nah, kepik ini merupakan pemicu munculnya ulat pada baglog.

Sementara itu, jamur yang tidak terpanen atau terlewat saat panen karena tidak muncul keluar baglog akan menjadi busuk, hal ini tentu dapat menyebabkan munculnya ulat. Untuk itu, saat melakukan pemanenan, pastikan baglog benar-benar bersih, sehingga tidak ada bagian jamur yang tertinggal dan jamur yang tidak terpanen.

Semut, Laba-Laba, dan Kleket

Semut dan laba-laba juga merupakan hama yang biasanya jamur tiram. Untuk mengatasinya, kita cukup membongkar saja sarangnya dan menyiram dengan minyak tanah. Atau, bisa juga melakukan penyemprotan insektisida. Tapi, penyemprotan merupakan cara terakhir yang lebih baik dihindari. Karena, produk jamur tiram merupakan produk organik.

Sangat disarankan untuk menghilangkan hama semut dan laba-laba dengan cara mekanis, karena dapat memangkas biaya dan ramah lingkungan.

Untuk hama kleket, biasanya hama ini kita jumpai di mulut atau lubang baglog. Mengendalikan hama ini cukup mudah, kamu cukup mengambilnya menggunakan tangan.

Tumbuh Jamur Lain

Saat budidaya jamur, hal yang biasa muncul adalah tumbuhnya jamur lain seperti Rhizopus sp., Mucor sp., Aspergillus sp., dan Penicillium sp. Biasanya, jamur pengganggu tersebut akan muncul pada substrat baglog.

Serangan dari jamur-jamur tersebut sifatnya adalah patogen, biasanya ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna hitam, hijau, kuning, dan muncul lendir pada substrat.

Miselium yang terkontaminas tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram menjadi terhambat. Bahkan, jamur tiram bisa tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini bisa terjadi karena lingkungan dan peralatan yang digunakan saat membuat media kurang bersih. Atau, bisa juga karena lingkungan di dalam kumbung terlalu lembab.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kita perlu melakukannya saat awal pembuatan baglog, yaitu dengan menggunakan peralatan yang steril dan menjaga kebersihan lingkungan. Setelah baglog berada dalam kumbung, kelembaban udara di dalam kumbung juga harus diatur agar tidak terlalu tinggi.

Penyakit ini bisa menyerang baglog saat masih tertutup ataupun sudah dibuka lubangnya. Jika kamu menemukan ada baglog yang warnanya kehitaman, segera musnahkan dengan cara dikeluarkan dari dalam kumbung lalu dibakar.

Tangkai Memanjang

Penyakit yang satu ini merupakan penyakit fisiologis yang memengaruhi bentuk tangkai jamur menjadi panjang dengan tubuh jamur kecil dan perkembangannya tidak maksimal. Penyakit ini terjadi karena kelebihan CO2, akibat dari sirkulasi udara yang kurang baik. Untuk menghindari penyakit ini, kamu cukup mengatur sirkulasi udara di dalam kumbung sebaik mungkin.

4. Panen dan Pasca Panen

Setelah melakukan perawatan, selanjutnya kita akan memanen jamur tiram. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat panen dan pasca panen agar hasil yang didapatkan lebih optimal.

Waktu dan Cara Panen

Waktu tanam jamur tiram bisa dibilang cukup cepat, pemanenan jamur tiram dapat dilakukan dalam waktu 40 hari setelah pembibitan atau tubuh buah jamur tiram berkembang maksimal. Atau, sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah mulai terbentuk.

Kriteria jamur tiram yang layak panen adalah jamur yang ukurannya cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar sepenuhnya atau belum pecah. Jamur dengan kondoso tersebut tidak mudah rusak saat dipanen.

Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi saat akan memasarkan jamur tiram, yaitu memiliki keseragaman berat dan ukuran jamur.

Pencucian dan Penyortiran

Setelah jamur dipanen, segera cuci menggunakan air bersih, lalu pisahkan antara bagian tubuh buah dengan pangkalnya. Proses ini penting karena bagian pangkal batang cukup keras, selain itu jika ada penggunaan pestisida, racun pertisida biasanya akan mengendap pada bagian pangkal dan masih ada kemungkinan residunya terdapat pada tubuh buah.

Setelah benar-benar bersih, lakukan penyortiran, fungsinya untuk mengelompokkan jamur tiram berdasar bentuk dan ukurannya. Selain itu, penyortiran juga bertujuan untuk memperoleh hasil jamur yang seragam, sehingga akan lebih menarik pembeli saat sudah dipasarkan.

Pengemasan

Jamur tiram biasa dikemas mengunakan plastik kedap udara. Kemasan yang kedap udara dapat memberikan umur simpan jamur tiram yang lebih lama. Tapi, idealnya, penyimpanan jamur tiram menggunakan plastik kedap udara, kesegarannya dapat bertahan antara 2-4 hari.

Transportasi Menuju Lokasi Penjualan

Proses pengangkutan juga sangat berperan terhadap kualitas jamur tiram yang sudah dikemas. Proses transportasi atau pemindahan dari tempat produksi ke konsumen tidak boleh terlalu lama. Jika pengiriman dilakukan dengan jarak yang cukup jauh, sebaiknya menggunakan alat transportasi yang dilengkapi pendingin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.